Add caption |
Kebetulan waktu itu ada semacam acara lomba yang
diadakan oleh pihak resto itu, aku tidak begitu paham dalam rangka apa. Tapi
disana seperti diadakan lomba menyanyi dadakan, jadi siapapun boleh ikut
mendaftar. Waktu itu, keyshy mendesakku untuk mengikuti lomba itu padahal aku
sendiri tidak bisa menyanyi dengan bagus. Betapa malunya aku nanti disaksikan
banyak orang dengan suara yang kresek kresek seperti kaset rusak. Tapi dia
terus meyakinkanku untuk berpartisipasi dalam acara itu. Dengan berat hati aku
pun ikut mendaftar di belakang panggung mini yang berada di samping luar resto
mini itu.
Dag dig dug derrr.. rasanya jantungku mau copot,
mereka peserta yang hadir sepertinya telah sengaja mempersiapkan diri untuk
lomba. Terlihat dari cara mereka berpakaian sudah begitu anggun bak penyanyi sungguhan.
Sedangkan aku sendiri melihat ke arah kaca dinding resto tampak lusuh dengan
kaos pink ketat dan celana pendek seperti anak kecil yang berharap dibelikan es
krim. Saat itu, aku melihat seorang cowok muda berdiri diatas panggung dengan
gitarnya. Dia tak tampak begitu keren dengan pakaiannya yang biasa-biasa aja.
Tetapi dari perawakannya cukup atletis dan kulit cukup terang untuk ukuran
cowok pada umumnya. Kalau dilihat-lihat cukup maskulin sih menurut aku, mungkin
karena tubuhnya yang agak bongsor.
Dia pun mulai memetikkan satu persatu senar
gitarnya. Dan wow…. Itulah kata-kata yang pertama kali aku dengar dari beberapa
penonton gadis-gadis disampingku. Dan kata itu terucap lagi ketika cowok itu
menyanyikan sebuah lagu yang asing ditelingaku. Tetapi aku gak bisa menyangkal
kalau suara cowok itu cukup merdu dibanding cowok-cowok anak band di kampusku.
Ahh.. mungkin Cuma feelingku saja, soalnya gak semua band kampusku aku tau
siapa saja personilnya. Lama kelamaan suasana mulai terhanyut oleh kemerduan
suara cowok itu. Sepertinya dia menyanyi dengan perasaannya. Aku jadi penasaran
itu lagu tentang apa. Lalu aku pun berjalan menuju meja makan aku dan keyshy.
Kutanyakan lagu apa yang cowok itu nyanyikan barangkali dia mengetahuinya.
Ternyata itu lagu korea yang berjudul You wouldn’t answer my calls even if I
die. Dari judulnya saja sudah terdengar begitu pilu, waktu itu aku benar-benar
terharu sepertinya cowok itu sedang patah hati.
Dan akhirnya giliranku pun tiba, MC pun cukup
lama memuji muji kedalaman penghayatan lagu yang dinyanyikan cowok tadi. Namaku
pun mulai disebut berulang ulang.
“Reah…. Reah..”
Mendadak rasanya tubuhku menjadi gemetar dan
kaku. Aku benar-benar takut nanti semua orang mencibirku karena suaraku yang
amat sangat buruk ini. Jantungku berdebar debar tak karuan mendengar MC
memanggil namaku berulang-ulang padahal ini bukan pertama kali aku berdiri
diatas panggung. Namun sebelumnya aku hanya ikut audisi model saja. Mc pun
kembali memanggil namaku untuk yang terakhir kalinya. Aku pun bergegas untuk
menuju panggung yang tidak begitu besar itu.
“ wow this is Reah, You’re beautiful….Mau nyanyi
lagu apa?” Tanya MC dengan riang dan hangat
“terima kasih, BCL-Aku Tak Mau Sendiri” jawabku
ringan
Suara musik pun mulai terdengar dari organ tunggal otomatis itu. Aku berusaha meyakinkan diri dengan berdoa untuk percaya diri tampil dihadapan orang banyak. Ketika aku mulai menyanyikan bait sebait lagu itu pengunjung tiba-tiba berkerumun untuk melihat penampilanku. Benar-benar membuatku sangat minder dan salah tingkah. Tetapi aku berusaha untuk mengendalikan perasaanku waktu itu. Dibantu dengan bakat akting aku selama ini aku berhasil menyembunyikan rasa minder itu. Dan finally tarraaaaahhhh... aku dapat juara 4 atau dikatakan sebagai harapan 1 sekaligus juara favorit. Itu bukan hasil yang maksimal sebenarnya. Tapi cukup mengejutkan karena aku bisa mengalahkan pesaing lain yang jauh lebih unggul daripada aku terutama cowok misterius yang mempunyai suara merdu itu. Dia bahkan tidak mendapatkan juara kategori apapun.
Aku segera duduk di meja makanku bersama keyshy, dia pun sangat senang dan segera memberikan selamat. Kami pun memesan beberapa makanan lagi dan makan sekali lagi dengan uang hasil lombaku itu. Aku anggap itu sebagai traktiran atas kesuksesanku yang dadakan itu dan itupun semua berkat sikap keras kepala temanku keyshy yang memaksaku untuk mengikuti lomba itu.
Tiba-tiba seorang laki-laki duduk di kursi kosong
disebelahku. Dialah cowok yang menyanyikan lagu dengan sangat bagus tadi. Dia
segera menjabat tanganku dan mengucapkan selamat atas keberhasilanku menjadi
juara 4. Aku sangat terharu dengan apa yang dilakukan cowok yang tidak aku
kenal itu. Tampaknya dia begitu peduli terhadapku. Namanya adalah Rio, dia
adalah mahasiswa strata 2 yang sambil bekerja sebagai asistan manajer di suatu
perusahaan swasta. Tergolong cukup muda dengan usianya yang baru 24 tahun, ia
mampu melakukan semua hal itu sekaligus. Setelah banyak mengobrol dengannya,
dia akhirnya berpamitan untuk segera pulang karena ada sesuatu yang harus
dikerjakan. Namun sebelumnya dia sempat meminta nomer handphone atau Pin BBM
dan alamat Fbku. Karena waktu itu aku tidak punya Blackberry jadi aku hanya
memberikan Rio nomer Hp dan alamat Fb.
Setelah waktu itu, Rio sering inbox di fb dan
beberapa kali menelpon karena aku memang jarang buka sosial media. Tak jarang
juga dia mengirim sms hanya sekedar untuk say hay atau menanyakan kabar. Saat
itulah aku pikir dia menyukaiku. Aku juga berpikir untuk mulai menyukainya,
namun aku tidak pernah gegabah dalam memilih laki-laki. Tentu saja, aku harus
tahu dulu siapa dia dan masa lalunya. Kamipun mulai sering bercerita tentang
agenda masing-masing layaknya orang yang sedang PEDEKATE. Ternyata kami punya
kemiripan yang lumayan banyak. Seperti dia hobby menulis, bermusik, dan
bernyanyi serta membaca pokoknya dia smart enough dimataku.
Pada suatu waktu kami mulai bercerita tentang
masalah yang kami hadapi. Aku pun bercerita tentang kondisiku yang selalu di
bully oleh teman-teman. mungkin karena sifatku yang cuek sih. Aku sebenarnya
tergolong anak yang cukup menarik dikalangan teman-teman. yang pasti aku tidak
terlalu jelek dan tidak terlalu cantik. Pastinya ada kekurangan dan kelebihan
yang tidak bisa dipungkiri. Walaupun begitu tetap ada beberapa cowok yang
naksir sama aku tetapi emang dasarnya aku itu milih yang nyaman jadi gak
sembarangan orang match sama aura aku. Sampai ketika kami berencana untuk
bertemu disebuah rumah makan untuk sekedar ngobrol ringan. Yah, menurutku dia
orangnya cukup asik dan klop sama feeling aku, bikin aku ngerasa nyaman-nyaman
aja sama dia. Dia pun mulai cerita tentang kisah pribadinya.
Dhuattttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttt.. DHuarrrrrrrr bagaikan disambar petir hatiku ini. Ketika dia mengatakan kalau dia sudah mencintai seseorang wanita tetapi wanita itu menghianatinya dengan menjadikannya hanya sebagai selingkuhan. Rio pun meminta pendapat dan saranku mengenai hal itu. Aku jadi mengerti mengapa dia menyanyikan lagu korea kemaren. Itu karena dia masih mencintai wanita yang menghianatinya. Dalam hati aku mengatakan beruntung sekali wanita yang dicintai laki laki sampai rela diduakan seperti ini, bener bener setia dan melancholis. Tapi aku mulai sadar kalau Rio itu bukan tipikal cowok idamanku. Selembut-lembutnya cowok bagiku, harus tegas kalau dihianati ya tinggalin aja. Toh masih banyak cewek lain yang lebih setia. Tetapi aku tidak memberikan saran untuk meninggalkan wanita yang dicintainya itu. Aku hanya mengatakan agar dia harus instropeksi diri. Setelah itu aku tidak terlalu berharap dengan Rio bahkan mungkin ingin menjauhinya. Meskipun akhirnya dia mengaku, kalau sebenarnya dia telah jatuh cinta padaku sejak pertama kali melihat aku diatas panggung.
bersambung...
0 komentar