PERUBAHAN SISTEM REPRODUKSI
a.
Uterus
Uterus merupakan organ otot lunak yang sangat unik yang
mengalami perubahan cukup besar selama kehamilan. Selama kehamilan, serat otot
uterus menjadi meregang dan bertambah besar, atau biasa disebut dengan istilah
hyperplasia. Hal ini terjadi karena pengaruh dari kinerja hormone dan tumbuh kembang
janin pula.
Ukuran uterus sebelum hamil yaitu berkisar 7,5cmx5cmx2,5cm
dan berkembang pesat menjadi 30cmx22,5cmx20cm salaam kehamilan seiring
pertumbuhan janin. Untuk berat uterus sendiri meningkat 20 kali dari semula,
dari 60 gr menjadi 1000 gr (Steer & Johnson 1998).
Pertumbuhan uterus yang terutama terjadi pada trimester
kedua adalah proses hipertropi atau pembesaran ukuran uterus, hal ini terjadi
karena adanya berbagai rangsangan pada uterus untuk melakukan pembesaran
ukuran. Pertumbuhan janin membuat uterus meregang sehingga menstimulasi
sintesis protein pada bagian myometrium uterus.
Pada akhir trimester pertama yaitu saat umur kehamilan
berkisar antara 3-4 bulan, lapisan dinding uterus menebal dari 10mm menjadi
25mm. Namun saat trimester selanjutnya, lapisan dinding uterus menipis antara 5
sampai 10mm (Blackburn 2003).
Sebelum terjadinya kehamilan, uterus merupakan salah satu
organ yang berada di rongga pelvis, namun saat akhir trimester I kehamilan
uterus menjadi organ yang berada di rongga abdomen. Letak uterus tidak terlalu
anteversi maupun antefleksi. Posisinya di rongga abdomen cenderung menempati
rongga kanan atas, hal ini dikarenakan colon menempati bagian kiri dari rongga
pelvic sehingga posisi uterus saat pertumbuhannya menjadi cenderung ke sebelah
kanan. Tinggi fundus uteri dapat dipalpasi melalui abdomen bila posisi uterus
telah berada di atas simfisis pubis.
Selama kehamilan, lapisan endometrium uterus menjadi lebih
tebal dan lebih banyak pembuluh darah terutama di bagian fundus uteri tempat
implantasi normal plasenta yang biasa disebut decidua. Decidua kaya akan
cadangan glikogen untuk memenuhi kebutuhan blastosit sebelum terbentuknya
plasenta, oleh sebab itulah lapisan deciduas lebih tebal. yang dialami
endometrium menjadi 6-8mm lebih tebal ini disebabkan karena pertumbuhan janin
dan produksi progesterone oleh corpus luteum.
Myometrium merupakan bagian uterus yang sangat memegang
peranan penting yang terdiri daribanyak jaringan otot. Selama kehamilan, serat
otot myometrium menjadi lebih berbeda dan strukturnya lebih terorganisir dalam
rangka persiapan kinerjanya saat persalinan.
Seiring berangsur-angsurnya perubahan uterus selama
kehamilan, serviks pun ikut mengalami perubahan. Struktru dari serviks berubah
dari yang tadinya kaku menjadi sangat elastic atau lunak yang mana dapat
meregang hingga diameter 10cm atau lebih selama persalinan dan kemudian kembali
lagi ke keadaan semula. Selama kehamilan, pada serviks terjadi peningkatan
massa, kadar cairan dan pembuluh darah (Blackburn 2003).
b. Ovarium
dan Tuba Falopii
Selama kehamilan, ovulasi berhenti karena adanya peningkatan
estrogen dan progesterone yang menyebabkan penekanan sekresi FSH dan LH dari
hipofisis anterior. Corpus luteum akan mensekresi progesterone sampai usia
kehamilan 10-12 minggu tepatnya setelah plasenta terbentuk dan berfungsi. Tuba
falopii relatif tidak berubah.
c.
Vulva
dan Vagina
Produksi estrogen menyebabkan perubahan lapisan otot dan
epithelium vagina sehingga menjadi lebih elastis. Selain itu, perubahan dari
ephitelium tersebut menyebabkan peningkatan seksresi cairan vagina yang
dinamakan Leccorhoea. Sel epitel juga menyebabkan peningkatan kadar glikogen
dan interaksi basil Doderlein’s yang memproduksi asam lebih untuk melindungi
vagina dari serangan berbagai mikroorganisme karena pH vagina yang meningkat
selama kehamilan menjadi 3,5 – 6.
0 komentar