Hari Sabtu
adalah hari yang paling ditunggu-tunggu bagi setiap orang untuk bersiap siap
pergi ke luar kota atau sekedar menyisihkan waktunya untuk hobby. Sebagian
besar kantor libur Hari Sabtu dan Minggu, jadi mungkin mereka bisa memulai
membuat planning pada awal minggu
hingga Hari H, atau bahkan sudah menganggap agenda liburan panjang sebagai
rutinitas mingguan. Tapi sayangnya, sebagian orang yang lain yaitu pegawai
swasta yang mencakup banyak bidang dan elemen, justru sabtu minggu adalah hari
yang sangat menyibukkan, contoh saja pedagang kaki lima biasanya omset justru
meningkat ketika hari liburnya kantor. Fine, sebagian orang yang lainnya lagi
akan memanfaatkan long weekend untuk belajar materi kuliah karena sebentar lagi
ulangan semester, seperti aku yang statusnya adalah seorang mahasiswi aktif
dari akademi keperawatan di sebuah Universitas Di Jakarta.
Sudah seminggu
ini aku libur atau dengan kata lain minggu tenang, tentu saja selama seminggu
ini aku benar-benar serius dan konsentrasi belajar materi perkuliahan sebagai
bahan ujian semester. Cukup melelahkan dan agak bosan juga, namun karena
banyaknya materi yang diujikan aku takut kalau waktunya tidak cukup untuk
belajar, apabila sedikit saja aku meluangkan waktu sejenak untuk refreshing
keluar kota seperti teman-temanku. Ah, tapi tidak bisa begitu, papa mama sudah
menghabiskan uang banyak untuk membiayai aku kuliah dan kos Di Ibu kota ini
jadi aku harus mendapatkan peringkat atas lagi. Sesulit apapun materinya
sebosan apapun belajarnya tetep harus semangat!.
Namaku Nadira
Aletta, tahun ini aku genap berusia 19 tahun pada tanggal 25 November 2015. Aku
adalah Mahasiswi Akademi keperawatan semester III di sebuah Universitas Di
Jakarta. Sebenarnya aku berasal dari Jawa Tengah, tapi sekarang aku kos di
daerah Cililitan Jakarta Timur. Selain lokasinya dekat dengan Pusat
Perbelanjaan, biaya akomodasinya juga lebih murah dibandingkan daerah yang
lain. Di Jakarta aku tinggal sekamar dengan
Amaiza, dia teman sekelasku juga di Akademi Keperawatan. Dia adalah putri
seorang pengusaha keturunan arab-indo dari Jawa Timur. Setiap hari kami pergi
ke kampus dengan menggunakan sepeda motorku Honda Vario 125 sporty, Amaiza
tidak bisa mengendarai sepeda motor tapi hanya bisa menyetir mobil. Sedangkan,
dia belum mendapatkan ijin dari papanya untuk membawa mobil ke Jakarta. Selama
3 semester ini aku yang harus memboncengkan Amaiza kemanapun kita pergi, entah
dalam rangka hang out atau tugas
kampus. Meskipun begitu Amaiza adalah gadis yang cantik dan baik, tak jarang
dia mentraktirku makan dan membelikan tiket nonton film di bioskop.
Setelah sekitar
2 jam-an kami berdua membaca buku, aku merasa sangat lelah sekali. Punggung dan
kakiku pegal-pegal, mataku juga terasa begitu perih, dengan kamar kos yang tidak
begitu luas aku tidak bisa membawa banyak barang perabotan ke kos sehingga aku
belajar hanya dengan duduk “ lesehan “ di lantai yang hanya dilapisi karpet.
Kamar Kos kami hanya berukuran sekitar 8 x 4 meter, itupun sudah termasuk kamar
mandi dalam. Sedangkan Amaiza, dia membawa springbed pribadi karena tidak
nyaman dengan springbed kos yang sudah using
akhirnya di dalam kami ada 2 springbed ukuran sedang. Lemari yang disediakan
oleh pihak pengelola kos pun adalah lemari mini, bahkan lebih cocok dikatakan
sebagai laci. Tentu saja Amaiza tidak mau menyimpan baju-bajunya di laci yang
entah berapa lama usianya itu, dia membeli sebuah lemari khusus untuk bajunya. Sudah
jelas kan? Sepertinya kamar kos kami itu penuh dengan barang-barang Amaiza,
sebaliknya aku tidak membawa perabotan seperti itu kecuali hanya Personal Computer dan Printer. Menurut
aku, computer adalah suatu barang yang harus dibawa karena kita pastinya
membutuhkan computer ketika mengerjakan tugas dan juga mencetaknya. Yah,
walaupun kita tetap harus membawa Notebook portable juga yang bisa dibawa
kemana-mana.
Aku memutuskan
untuk merebahkan tubuhku di kasur, karena punggungku sudah tidak tahan lagi
untuk tegak. Aku segera membereskan buku-bukuku yang berserakan dikasur dan
menumpuknya di lantai. Aku pun naik ke atas kasur dan merebahkan tubuhku dengan
mengganjal bantal di bawah perut, agar aliran darah lancar sehingga pegal-pegal
pun berkurang. Aku pun mulai memejamkan mataku.
“Dira…. Kamu sudah
selesai bacanya?” Tanya Amaiza kepadaku
“Belum May,
baru halaman 116…. Bentar deh istirahat dulu mataku udah pedes banget, gak
kuat.” Jawabku sambil meliuk-liuknya tubuhku ke kanan ke kiri
“Kerennnn! Aku baru
halaman 20 dari tadi gak kelar kelar hafalannya. Kasih tips donk biar bisa pinter
kaya kamu?” Tanya Amaiza penasaran
“Ah, pinter
dari hongkong aku gak hafalan kaya kamu May, aku cuma baca sepintas aja lagian
ini kan tinggal di logika aja. Coba lihat, semua materi ini udah kita praktekin,
tinggal diingat-ingat aja step-stepnya. Pak Alif juga bilang gitu kan? Gak usah
hafalin, tapi kita ingat garis besarnya aja.” Jawabku mencoba menjelaskan
dengan mataku masih terpejam
“ah, itu mah
kamu gampang melogikakan materi, kalau aku gak hafalan aku gak ngerti apa-apa.”
Gerutu Amaiza dengan wajah agak kesal
“May, minggu
depan kita jalan-jalan ke taman kota gimana? Mumpung belum praktek di rumah
sakit dan bikin ASKEP. Kalau udah gitu, kita pasti gak ada waktu buat hangout
dan hunting foto.”
“oh great girl!!!
Ayuk ayuk capcuzz.. pingin cepet-cepet refreshing. Semangat.. semangat May!!!”
jawab Amaiza kegirangan sambil membuka kembali buku materinya.
Amaiza memang
hobby jalan-jalan dan travelling, dia
juga suka hunting foto untuk sekedar selfie dan upload di media sosial. Tetapi
followernya lumayan banyak juga, sebagian besar adalah laki-laki, tidak heran
karena Amaiza memang cantik. Aku tidak begitu menyukai travelling seperti dia,
tapi mau tidak mau harus menemani satu temanku yang cerewetnya minta ampun
kalau tidak dituruti. Aku juga tidak suka eksis di media sosial, mungkin hanya
sekedar punya akun saja. Tetapi kalau mempunyai sebuah blog, aku cukup eksis
karena aku hobby menulis, menyanyi, bermain music. Jadi aku menulis apapun yang
bisa menjadi inspirasiku untuk disulap mejadi sebuah karya.
Bersambung….
0 komentar